Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang seperti di Indonesia karena angka kesakitan dan kematiannya yang masih tinggi. Survey morbiditas yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2006 angka kesakitan diare semua umur sebesar 423 per 1000 penduduk, angka kesakitan ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survey yang sama pada tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk, tahun 2003 sebesar 374 per 1000 penduduk, walaupun hasil survey 2010 terjadi penurunan yaitu sebesar 411 per 1000 penduduk tetapi penurunan itu sangat kecil. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi terutama di wilayah dengan faktor risiko, kesehatan lingkungan yang jelek serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah.
Jumlah KLB pada tahun 2008 terjadi 49 KLB dengan jumlah penderita 8.133 orang, meninggal 239 orang (CFR 2,94%), tahun 2009 terjadi 24 KLB dengan jumlah penderita 5.756 orang, meninggal 100 orang (CFR 1,74%) dan pada tahun 2010 terjadi 33 KLB dengan jumlah penderita 4.204 orang meningggal 73 orang (CFR 1,74%).
Kematian Bayi dan Balita masih sangat tinggi di Indonesia, data SDKI tahun 2003 menunjukkan angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup dan dari survey yang sama SDKI tahun 2007 menunjukkan angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran, berarti hanya terjadi penurunan 1 point selama rentan waktu 4 tahun. Begitupun dengan angka kematian balita SDKI tahun 2003 menunjukkan angka 46 per 1000 kelahiran hidup dan SDKI tahun 2007 menunjukkan angka 44 per 1000 kelahiran hidup, hanya terjadi penurunan 2 point dalam rentan waktu 4 tahun.
Dari hasil RISKESDAS 2007, Diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita, hal ini sangat disayangkan mengingat pengobatan diare tidak terlalu sulit.
Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan IDAI, sejak tahun 2008 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperbaharui tata laksana diare yang dikenal dengan “LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare) sebagai salah satu strategi dalam pengendalian penyakit diare di Indonesia.
Lintas Diare meliputi pemberian oralit, Zinc selama 10 hari, teruskan pemberian ASI dan makanan, antibiotik selektif serta nasihat bagi ibu/pengasuh.
Studi WHO membuktikan bahwa pemberian Zinc, dapat mengurangi durasi diare akut sebesar 25%, mengurangi durasi diare persisten sebesar 29%.
Masyarakat telah mengenal oralit sebagai obat sejak tahun 1970, sedangkan penggunaan Zinc sebagai obat baru dalam tatalaksana diare belum banyak dikenal sehingga perlu mensosialisasikan Zinc kepada masyarakat agar masyarakat menggunakan Oralit dan Zinc sebagai obat diare.
Mau baca lebih lengkap??? download di sini yah....
Sub kategori Kesehatan (M) klik disini (harus login dulu sebagai free member, klik disini)
Untuk dapat mendownload file di free member harus registrasi dulu (gratis) dan Joint sebagai free member (gratis) !!! klik di www.rekening5milyar.com
Jumlah KLB pada tahun 2008 terjadi 49 KLB dengan jumlah penderita 8.133 orang, meninggal 239 orang (CFR 2,94%), tahun 2009 terjadi 24 KLB dengan jumlah penderita 5.756 orang, meninggal 100 orang (CFR 1,74%) dan pada tahun 2010 terjadi 33 KLB dengan jumlah penderita 4.204 orang meningggal 73 orang (CFR 1,74%).
Kematian Bayi dan Balita masih sangat tinggi di Indonesia, data SDKI tahun 2003 menunjukkan angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup dan dari survey yang sama SDKI tahun 2007 menunjukkan angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran, berarti hanya terjadi penurunan 1 point selama rentan waktu 4 tahun. Begitupun dengan angka kematian balita SDKI tahun 2003 menunjukkan angka 46 per 1000 kelahiran hidup dan SDKI tahun 2007 menunjukkan angka 44 per 1000 kelahiran hidup, hanya terjadi penurunan 2 point dalam rentan waktu 4 tahun.
Dari hasil RISKESDAS 2007, Diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita, hal ini sangat disayangkan mengingat pengobatan diare tidak terlalu sulit.
Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan IDAI, sejak tahun 2008 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperbaharui tata laksana diare yang dikenal dengan “LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare) sebagai salah satu strategi dalam pengendalian penyakit diare di Indonesia.
Lintas Diare meliputi pemberian oralit, Zinc selama 10 hari, teruskan pemberian ASI dan makanan, antibiotik selektif serta nasihat bagi ibu/pengasuh.
Studi WHO membuktikan bahwa pemberian Zinc, dapat mengurangi durasi diare akut sebesar 25%, mengurangi durasi diare persisten sebesar 29%.
Masyarakat telah mengenal oralit sebagai obat sejak tahun 1970, sedangkan penggunaan Zinc sebagai obat baru dalam tatalaksana diare belum banyak dikenal sehingga perlu mensosialisasikan Zinc kepada masyarakat agar masyarakat menggunakan Oralit dan Zinc sebagai obat diare.
Mau baca lebih lengkap??? download di sini yah....
Download file:
No. 6 M
Kategori [Ebook]Sub kategori Kesehatan (M) klik disini (harus login dulu sebagai free member, klik disini)
Untuk dapat mendownload file di free member harus registrasi dulu (gratis) dan Joint sebagai free member (gratis) !!! klik di www.rekening5milyar.com